Sabtu, 07 Desember 2013

kutipan laila majnun

“Aku bagaikan orang yang kehausan, kau pimpin aku menuju sungai Eufrat, lalu sebelum sempat aku minum, kau menarikku dan kembali ke kawasan panas membara, padang pasir yang tandus !..
Kau mengajakku ke meja jamuan, tapi tidak pernah mempersilakanku makan ! mengapa kau menampakkan
nya kepadaku di awal, jika tidak pernah berniat untuk membiarkan aku memiliki hartaku.?”
“Aku melihat matanya dalam matamu, lebih hitam dari kegelapan. Namun bayangannya tidak akan kembali oleh hanya kesamaan. Kerana apa yang telah hilang dariku tidak akan digantikan. Dan yang tersisa hanyalah kenangan yang menyakitkan.”
“Setiap hembusan angin membawa harumanmu untukku. Setiap kicauan burung mendendangkan namamu untukku. Setiap mimpi yang hadir membawa wajahmu untukku. Aku milikmu, aku milikmu, jauh maupun dekat. Dukamu adalah dukaku, seluruhnya milikku, di manapun ia tertambat.”
Di alam ini semua hal ditakdirkan untuk binasa, tidak ada yang abadi. Namun, jika Anda “mati” sebelum Anda mati, berpaling dari dunia dan kemunafikan wajahnya, Anda akan meraih keselamatan dalam kehidupan yang abadi. Terserah pada Anda: Anda adalah penentu bagi takdir Anda sendiri. Pada akhirnya kebaikan akan bersatu dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan. Ketika rahasia Anda diteriakkan dari puncak gunung dan gaungnya kembali, Anda akan mengenali suara itu sebagai suara Anda sendiri..